Monday, March 25, 2013

MUHAMMAD NATSIR JADI PEJUDO KARENA DIPALAK



MUHAMMAD NATSIR JADI PEJUDO KARENA DIPALAK
Sumber: Kalimantan Post, edisi: Selasa, 09 Februari 2010

Banjarmasin, KP – Dalam usianya yang baru  16 tahun, Muhammad Natsir kelahiran Banjarmasin 19 Agustus 1993, sudah memiliki bobot badan dengan berat terbilang luar biasa  yakni 102 kg dengan tinggi 165 cm.
Dengan fostur tubuh yang sangat gempal itu, Natsir yang siswa kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) II Kayu Tangi Banjarmasin jurusan Multimedia ini, merasa olahraga yang cocok baginya adalah cabang judo  yang dinilainya menantang dan membutuhkan kekuatan yang prima tetapi memiliki kelenturan tubuh maksimal.
Awalnya putra sulung Ir Muslih yang Direktur Tehnik PDAM Bandarmasih ini, menekuni olahraga beladiri pencak silat dan olahragas permainan bulutangkis. Namun setelah beberapa lama berkecimpung dalam ‘dunia’ persialatan dan perbulutangkisan , Natsir merasa kurang cocok, kemudian mencoba mengikuti latihan judo di GOR Hasanuddin HM Banjarmasin ditangani pelatih DAN I, Paul Halim, dan ternyata dirasakannya lebih pas, sehingga iapun tekun berlatih dan terus berlatih sampai sekarang.
Ditanya tentang ketertarikannya pada olahraga beladiri, seperti pencak silat dan kini judo, Menurut pengakuan Natsir hanya lantaran setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Jl Cempaka II, kemudian melanjutkan ke  SMP Negeri 27 Sungai Andai, ia sering dipalak (dibajak,red) oleh anak-anak preman dan siswa sekolah lain, setiap kali mau sekolah dan pulang sekolah..
Kesal menerima perlakuan semena-mena itu, akhirnya Natsir berupaya untuk memiliki kemampuan beladiri supaya tidak diganggu para preman tersebut. Dengan rajin berlatih silat dan teman-temannya banyak yang mengenalnya sebagai pesilat, sehingga tersebar sampai keluar lingkungan sekolahnya, maka penggemar nasi goreng inipun akhirnya aman dari pelaku pemalakan.
Setamatnya dari SMP, dia melanjutkan ke SMKN II dan memilih jurusan Multimedia. Akitivitas silat mulai dikuranginya karena merasa kurang cocok dengan fostur tubuhnya yang agak ‘gembrot’ .
Sejak itulah ia menekuni olahraga judo hingga sekarang dan berlatih tiga kali sepekan, yakni setiap Selasa – Kamis dan Sabtu.’
Untuk mempertahankan bobot tubuhnya tidak terlalu ‘mengembang’, Natsir juga melakukan latihan fitness  setiap Senin dan Rabu, sekaligus agar bisa tetap lincah dalam melakukan gerakan-gerakan dalam judo.
Disinggung tentang peluang untuk berpretasi, Natsir mengaku tidak terlalu serius memikirkannya, paling penting baginya ada aktivitas olahraga yang cocok, kemudian berlatih dengan tekun.
‘’Kalau pelatih menilai saya punya talenta dan bisa berprestasi asal berlatih dengan tekun, maka saya akan mengkutinya dan berupaya bisa meraih prestasi untuk mengangkat nama sekolah dan juga membanggakan orang tua dan keluarga,’’ paparnya datar. (K-9)

Sumber: Kalimantan Post, edisi: Selasa, 09 Februari 2010

No comments:

Post a Comment