MUHAMMAD NATSIR JADI PEJUDO KARENA DIPALAK
Sumber: Kalimantan
Post, edisi: Selasa, 09 Februari 2010
Banjarmasin, KP – Dalam usianya yang
baru 16 tahun, Muhammad Natsir kelahiran Banjarmasin 19 Agustus 1993,
sudah memiliki bobot badan dengan berat terbilang luar biasa yakni 102 kg
dengan tinggi 165 cm.
Dengan fostur tubuh yang sangat gempal itu, Natsir yang siswa
kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) II Kayu Tangi Banjarmasin
jurusan Multimedia ini, merasa olahraga yang cocok baginya adalah cabang
judo yang dinilainya menantang dan membutuhkan kekuatan yang prima tetapi
memiliki kelenturan tubuh maksimal.
Awalnya putra sulung Ir Muslih yang Direktur Tehnik PDAM
Bandarmasih ini, menekuni olahraga beladiri pencak silat dan olahragas permainan
bulutangkis. Namun setelah beberapa lama berkecimpung dalam ‘dunia’ persialatan
dan perbulutangkisan , Natsir merasa kurang cocok, kemudian mencoba mengikuti
latihan judo di GOR Hasanuddin HM Banjarmasin ditangani pelatih DAN I, Paul
Halim, dan ternyata dirasakannya lebih pas, sehingga iapun tekun berlatih dan
terus berlatih sampai sekarang.
Ditanya tentang ketertarikannya pada olahraga beladiri,
seperti pencak silat dan kini judo, Menurut pengakuan Natsir hanya lantaran
setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Jl Cempaka II, kemudian
melanjutkan ke SMP Negeri 27 Sungai Andai, ia sering dipalak
(dibajak,red) oleh anak-anak preman dan siswa sekolah lain, setiap kali mau
sekolah dan pulang sekolah..
Kesal menerima perlakuan semena-mena itu, akhirnya Natsir
berupaya untuk memiliki kemampuan beladiri supaya tidak diganggu para preman
tersebut. Dengan rajin berlatih silat dan teman-temannya banyak yang
mengenalnya sebagai pesilat, sehingga tersebar sampai keluar lingkungan
sekolahnya, maka penggemar nasi goreng inipun akhirnya aman dari pelaku
pemalakan.
Setamatnya dari SMP, dia melanjutkan ke SMKN II dan memilih
jurusan Multimedia. Akitivitas silat mulai dikuranginya karena merasa kurang
cocok dengan fostur tubuhnya yang agak ‘gembrot’ .
Sejak itulah ia menekuni olahraga judo hingga sekarang dan
berlatih tiga kali sepekan, yakni setiap Selasa – Kamis dan Sabtu.’
Untuk mempertahankan bobot tubuhnya tidak terlalu
‘mengembang’, Natsir juga melakukan latihan fitness setiap Senin dan
Rabu, sekaligus agar bisa tetap lincah dalam melakukan gerakan-gerakan dalam
judo.
Disinggung tentang peluang untuk berpretasi, Natsir mengaku
tidak terlalu serius memikirkannya, paling penting baginya ada aktivitas
olahraga yang cocok, kemudian berlatih dengan tekun.
‘’Kalau pelatih menilai saya punya talenta dan bisa
berprestasi asal berlatih dengan tekun, maka saya akan mengkutinya dan berupaya
bisa meraih prestasi untuk mengangkat nama sekolah dan juga membanggakan orang
tua dan keluarga,’’ paparnya datar. (K-9)
Sumber:
Kalimantan Post, edisi: Selasa, 09 Februari 2010
No comments:
Post a Comment