Sunday, December 20, 2015

Seni Beladiri Jepang dalam Novel Serial ‘Young Samurai’.

2013 lalu, saya meminjam dan membaca sebuah novel serial yang berjudul 'Young Samurai', karya Chris Bradford. Dan yang saya baca itu adalah Buku (serial, sequel) Satu yang bertema 'The Way of the Warrior' (Bushido; istilah Jepang).

Kali ini saya membeli novel serial itu, namun ini adalah Buku Dua-nya yang bertema 'The Way of the Sword' (Kendo; istilah Jepang).

Yang membuat saya tertarik dan semangat sekali membeli lanjutan novel ini, selain dari ceritanya menarik, adalah, novel ini banyak berbicara dan mengangkat tentang filosofi serta aktifitas kehidupan para samurai Jepang zaman feodal dulu, dimana Jepang selalu mengalami perang antar sesama mereka sendiri / 'klan' (selain samurai, juga ada sosok yang selalu digambarkan dalam film-film, sebagai rival mereka, yaitu; Ninja). Berbicara perang, tentu berbicara tentang pelatihan seni beladiri, bersenjata atau pun tak bersenjata.

Menurut novel ini, ada empat bidang (kurikulum) yang harus selalu dilatih dan dipelajari dalam pendidikan (sekolah) dalam rangka menjadi seorang 'bushi' (siswa perang) atau warrior, yaitu: 1. Kenjutsu / Kendo; teknik pedang; 2. Taijutsu; teknik/seni beladiri tanpa senjata; 3. Kyujutsu / Kyudo; teknik memanah; dan 4. Zazen; meditasi zen; untuk melatih ketenangan dan kedamaian (berperang pun harus tenang).

Seni beladiri yang tak bersenjata inilah yang membuatku semakin semangat dan senang dalam membacanya. Banyak nama-nama teknik seni beladiri Jepang yang disebut dalam sesi-sesi latihan para samurai dalam novel ini, seperti; Ikkyo, Nikkyo, yang merupakan teknik-teknik pelintiran tangan dalam Aiki-Jujutsu / Aikido, Mae Geri, yang merupakan salah satu teknik tendangan dalam Karate, Shorinji Kempo, dan Ippon Seoi Nage, O Goshi, yang merupakan teknik-teknik bantingan dalam Jujutsu / Judo.

Dari situ, saya bisa menarik kesimpulan dan setuju, bahwa semua teknik dan seni beladiri Jepang yang terekspos sampai saat ini adalah pecahan dari seni beladiri para samurai Jepang yang konon katanya, di zaman kuno, masing-masing 'klan' meng-exclusive-kan, tidak mengekspos dan merahasiakan style-style teknik beladiri mereka untuk klan mereka sendiri (silakan baca-baca dan explore; Sejarah Judo / Jujutsu).

Saya berpendapat, jika saja kita sebagai praktisi salah satu seni beladiri Jepang, mau, untuk sekedar mengeksplorasi satu atau lebih bahkan semuanya, seni beladiri Jepang yang lain, secara tidak langsung kita hampir menjadi mirip para samurai pada zaman kuno Jepang itu sebagai siswa perang / 'bushi' yang ideal. Oleh karena itu saya suka berteman dan bergaul dengan sesama praktisi seni beladiri lain untuk sekedar sharing dan berbagi, bahkan juga ikut latihan bersama mereka. Menurut saya, selain sehat, kita juga melatih motorik kita ketika latihan seni beladiri.

Akhirnya, novel ini sangat cocok untuk dibaca siapa saja, khusunya para parktisi beladiri Jepang, dan praktisi seni beladiri dari negara lain pada umumnya tentunya. Selamat membaca.


Kunjungi juga: http://www.AthosWeb.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment